Jurnalis iNews TV Dianiaya usai Meliput Dugaan OTT KPK di Lampung Tengah
LAMPUNG TENGAH, iNewsLamsel – Dugaan kekerasan terhadap jurnalis kembali mencoreng kebebasan pers di daerah. Jurnalis iNews TV, Fery Syahputra, mengaku menjadi korban pengeroyokan oleh sejumlah orang tak dikenal di Rumah Dinas Bupati Lampung Tengah, Jalan Lintas Sumatra, Kecamatan Gunung Sugih, pada Selasa(9/12/2025) sekitar pukul 11.00 WIB.
Peristiwa ini terjadi ketika Fery hendak meliput informasi sensitif terkait dugaan Operasi Tangkap Tangan (OTT) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang disebut-sebut menyeret nama Bupati Lampung Tengah. Namun setibanya di lokasi, kegiatan yang menjadi target liputannya telah berakhir.
“Karena saya terlambat dan acara sudah berakhir, kemudian saya menuju ke dapur rumah dinas bupati tempat media dan jurnalis berkumpul,” ujar Fery dalam keterangannya kepada wartawan.
Di area dapur rumah dinas, Fery melihat dua orang asing yang tidak dikenalnya tengah duduk. Tak lama berselang, salah satu dari mereka mendadak meminta Fery untuk keluar dari kawasan rumah dinas.
“Kemudian sekira dua menit saya duduk, saya langsung didatangi oleh orang yang tidak saya kenali dan menyuruh saya untuk keluar dari rumah dinas tersebut,” ungkapnya.
Situasi berubah mencekam saat Fery berjalan di lorong samping rumah dinas. Ia mengaku berpapasan dengan Rusliyanto, mantan anggota DPRD Lampung Tengah yang sebelumnya pernah terseret kasus korupsi. Fery pun menyapa pria tersebut, namun respons yang diterimanya justru berujung kekerasan.
“Saya berkata, ‘Pak Haji kelihatannya benci banget apa sama saya, kok mukanya ditekuk begitu’. Kemudian beliau menjawab, ‘Iya saya benci sama kamu, kenapa’, lalu langsung menyudul kepala saya,” tutur Fery.
Setelah insiden tersebut, situasi semakin brutal. Fery mengaku langsung dikerumuni oleh sekitar enam hingga tujuh orang yang sebagian di antaranya melakukan kekerasan fisik.
“Leher saya dicekik, kerah baju dicengkeram dari depan dan belakang. Kemudian Hi. Rusliyanto menampar mulut saya menggunakan punggung tangan kanan,” ujarnya.
Dalam kepungan itu, Fery juga mendapat ancaman verbal dari salah satu pelaku.
“Ada satu orang yang berkata kepada saya, ‘Kamu sudah saya tandai dari lama’,” ungkapnya.
Keributan baru berhenti setelah sejumlah orang lain melerai dan memisahkan Fery dari kerumunan.
Dalam kondisi syok, Fery segera meninggalkan kawasan rumah dinas. Namun, perlakuan tak menyenangkan disebutnya belum berakhir.
“Saat di depan pagar rumah dinas, orang yang mengancam saya tadi meludah ke arah wajah saya, tapi saya berhasil menghindar,” lanjutnya.
Merasa keselamatannya terancam dan mengalami kekerasan saat menjalankan tugas jurnalistik, Fery langsung melaporkan dugaan tindak pidana pengeroyokan tersebut ke Polres Lampung Tengah untuk diproses secara hukum.
Kasus ini mendapat sorotan tajam karena diduga berkaitan langsung dengan aktivitas jurnalistik serta isu dugaan OTT KPK terhadap kepala daerah. Hingga kini, belum ada pernyataan resmi dari pihak Rumah Dinas Bupati Lampung Tengah maupun kepolisian terkait identitas para terduga pelaku serta motif pasti pengeroyokan tersebut.
Insiden ini kembali menguatkan kekhawatiran akan masih rapuhnya perlindungan terhadap jurnalis yang tengah menjalankan tugas peliputan, terlebih pada isu-isu sensitif yang menyangkut dugaan korupsi dan kekuasaan.
Editor : Heri Fulistiawan