6 Siswa SMP Negeri 2 Kalianda Diduga Keracunan Usai Santap MBG, Diduga SPPG Tidak ada SLHS
Lampung Selatan — Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang seharusnya menjadi penopang kesehatan pelajar justru berubah menjadi mimpi buruk bagi enam siswa SMP Negeri 2 Kalianda, Lampung Selatan. Enam siswa dilaporkan sakit usai menyantap menu MBG yang disediakan pihak ketiga. Lima di antaranya bahkan harus dilarikan ke RSUD Bob Bazar Kalianda untuk mendapatkan perawatan intensif.
Peristiwa ini terjadi pada murid kelas VII F. Para korban mengalami gejala seragam, mulai dari mual hebat, pusing, hingga muntah-muntah tak lama setelah menyantap makanan yang disajikan di sekolah. Satu siswa dilaporkan kondisinya membaik dan telah dipulangkan, sementara lima lainnya masih menjalani perawatan medis.
Pihak sekolah mengungkapkan, menu yang disajikan hari itu berupa telur yang dicampur tahu. Namun, dari pengakuan para siswa kepada orang tua mereka, makanan tersebut mengeluarkan bau amis menyengat dan diduga sudah berlendir saat dikonsumsi.
Salah satu orang tua korban, Ita, mengaku anaknya mengeluh sejak di sekolah hingga akhirnya mengalami muntah-muntah hebat di rumah sebelum dilarikan ke rumah sakit.
"Anak saya bilang telurnya bau dan berlendir, tapi tetap dimakan karena lapar. Setelah itu langsung pusing, mual, dan muntah-muntah terus.”
Penelusuran di lapangan mengarah pada SPPG Way Urang 1 Kalianda, sebagai penyedia menu MBG untuk SMPN 2 Kalianda. Dari hasil pantauan di lokasi, kondisi kebersihan dapur dinilai memprihatinkan. Di area depan SPPG tampak tumpukan sampah basah dan kering dengan aroma busuk menyengat.

Lebih mengkhawatirkan, SPPG tersebut juga diduga belum mengantongi Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS), yang seharusnya menjadi syarat mutlak penyedia jasa pengolahan makanan untuk konsumsi massal.
Kepala SPPG Way Urang 1, Asyifa, mengakui telah menjenguk para siswa yang dirawat di rumah sakit. Namun, ia menolak memberikan keterangan saat dimintai konfirmasi terkait dugaan makanan tidak layak konsumsi dan standar kebersihan tempat pengolahan.

Pasca kejadian ini, pihak SMPN 2 Kalianda langsung mengambil langkah pencegahan ketat. Sekolah kini mewajibkan penyedia MBG untuk menyerahkan daftar menu harian sebelum makanan dibagikan. Guru-guru juga diminta turun langsung memastikan makanan yang disajikan benar-benar layak konsumsi.
'Kami tidak ingin kejadian ini terulang. Sekarang setiap menu harus kami cek lebih dulu, baik tampilan, aroma, maupun kelayakannya sebelum diberikan kepada siswa, "ujar PIC MBG SMP Negeri 2 Kalianda, Retno Dwi Jayanti, Kamis(4/12/2025).
Akibat insiden ini, lima siswa yang masih dirawat dipastikan tidak dapat mengikuti ujian semester ganjil. Pihak rumah sakit hingga kini belum dapat menyimpulkan penyebab pasti keracunan. Sampel makanan dari SPPG Way Urang 1 telah dikirim untuk diuji laboratorium di tingkat Provinsi Lampung.
Kasus ini pun membuka kembali pertanyaan besar tentang pengawasan pemerintah terhadap mitra penyedia MBG, mulai dari kelayakan dapur, sertifikasi higiene sanitasi, hingga distribusi makanan ke sekolah-sekolah.
Publik kini menanti hasil uji laboratorium dan langkah tegas pemerintah daerah terhadap pihak penyedia. Program MBG yang seharusnya mencerdaskan dan menyehatkan generasi muda, justru bisa menjadi ancaman serius bila pengawasannya longgar.
Editor : Heri Fulistiawan