LAMPUNG SELATAN, iNewsLamsel.id - Dalam rangka percepatan penurunan stunting di Lampung, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Lampung melalui Tim Kerja Pembinaan Kampung Keluarga Berencana (KB) menggelar kegiatan Pemberdayaan Kelompok Masyarakat di Desa Tajimalela, Kecamatan Kalianda, Lampung Selatan. Selasa (16/5/2023).
Kegiatan itu di hadiri oleh BKKBN Provinsi Lampung, Kepala Bidang Pengendalian Penduduk dan Keluarga Bencana Lamsel, Sekdin Dinas Ketahanan Pangan Lampung Selatan, PCPI (Persatuan Chef Profesional Indonesia), Camat Kalianda dan Korluh Kalianda.
Mewakili Kepala BKKBN Provinsi Lampung Sri Rezeki mengatakan kegiatan ini dalam rangka percepatan penurunan stunting dengan pemberdayaan masyarakat melalui program Dapur Sehat Atasi Stunting (DASHAT).
"Dari program ini, harapan kami stunting yang ada di Provinsi Lampung umumnya menurun, sehingga kualitas sumber daya manusia bisa menjadi lebih baik," jelasnya.
"mengajari ibu-ibu disini untuk dapat mengolah bahan pangan lokal yang ada disekitar kita, untuk dapat mengolah bahan pangan menjadi sehat dan bergizi," Ujarnya.
Terusnya Sri juga menjelaskan soal penanganan stanting di Provinsi Lampung sekarang berada pada posisi 10,88%, dan untuk di Kabupaten Lampung Selatan sekarang sudah di angka 9.2%, artinya sudah tercapai, tetapi harus terus dilaksanakan penurunannya.
Sementara, Kabid Pengendalian penduduk dan keluarga bencana Lamsel Derahman saat dikonfirmasi juga mengatakan hal yang serupa.
"Dapur sehat atasi stunting (DASHAT) merupakan inovasi dari BKKBN Pusat dalam rangka penurunan stunting, mengedukasi serta mencontohkan cara masak-masakan dan cara menghidangkan makanan yang bergizi dan Gizi seimbang agar lebih menarik untuk dimakan," Ucapnya.
Sasarannya ia lah, keluarga yang beresiko stunting atau yang memang merupakan pwnderita stunting. Keluarga yang bersiko stanting contoh seperti ibu-ibu hamil, menyusui dan termasuk anak remaja yang ada didalam keluarga yang stunting.
Selain itu, Sekdin Ketahanan Pangan Lamsel Zulvina Ratnasari menjelaskan bahwa diDesa Tajimalela 100% penduduknya tidak ada yang terkena stanting.
"Alhamdulilah kalo di Desa Tajimalela ini sudah tidak ada yang stunting, tetapi kita tetap mencegah karena sekarang stunting itu bukan cuman 1000 HPK sudah ke 8000. Dari remaja kemudian calon pengantin itu sudah mulai bisa beresiko stunting, kami dinas ketahanan pangan memiliki program pemenuhan ketahanan pangan lokal untuk memenuhi gizi keluarga," tukasnya.
Editor : Heri Fulistiawan