LAMPUNG SELATAN, iNewsLamsel.id - Puncak penanaman mangrove nasional secara serentak jajaran TNI di seluruh Indonesia oleh Presiden Joko Widodo resmi dilaksanakan pada Senin (25/5/2023). Sementara penanaman mangrove digelar di Desa Merak Belantung, Kecamatan Kalianda, Kabupaten Lampung Selatan, yang merupakan Kodim 0421/LS.
Penanaman mangrove sebanyak 8.000 bibit itu dipimpin langsung oleh Kepala Staf Korem 043/Gatam Lampung, Kolonel Inf. Prasetyo, bersama Kapolda Lampung, Irjen Pol. Helmy Santika, Sekretaris Daerah Provinsi Lampung, Fahrizal Darminto, serta Forkopimda Kabupaten Lampung Selatan.
Kolonel Inf Prasetyo mengamini penanaman mangrove dilakukan secara serentak dan menyeluruh di seluruh Indonesia. Sedangkan di Provinsi Lampung dipusatkan di Kabupaten Lampung Selatan.
Prasetyo mengatakan penanaman di Provinsi Lampung ada 8 titik dengan jumlah mangrove 8.000 dari target 15.000.
“Kita sudah melaksanakan secara bertahap,” katanya saat diwawancarai awak media, Senin (15/5/2023).
Pada kesempatan itu Presiden Joko Widodo memberi instruksi kalau mangrove yang ditanam harus dijaga dan dirawat. Prasetyo mengaku akan melaksanakan instruksi orang nomor satu di Indonesia itu. Dia menegaskan bahwa TNI bersama instansi terkait akan mengecek secara rutin.
“Kita cek dua minggu sekali, tentunya melibatkan instansi terkait. Per bulan, dua bulan, akan kita laporkan perkembangannya,” katanya.
Pada waktu yang sama, para petinggi itu menyaksikan penanaman mangrove oleh Presiden RI, Joko Widodo, bersama Panglima TNI, Laksamana TNI Yudo Margono, dan juga Kapolri, Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo, bersama seluruh jajaran masing-masing.
Sekretaris Daerah Provinsi Lampung, Fahrizal Darminto, mengatakan bahwa penanaman mangrove bertujuan untuk mengkonservasi dan pengembangan ekowisata. Tanaman mangrove, kata dia, memiliki banyak manfaatnya dan peran krusial. Di antaranya menstabilkan garis pantai, gelombang, dan pasang surut.
“Ini menarik ekosistem sekitarnya. Dengan adanya penanaman mangrove juga bisa menghindari erosi,” katanya.
Fahrizal mengatakan pada tahun 2022 lalu, sekitar 6,7 persen mangrove sudah terdegradasi dan hal itu terjadi setiap tahun. Dia meminta semua pihak harus menanggapi persoalan itu dengan serius. Menurut dia, penanaman mangrove kali ini bukan hanya acara seremonial saja, tetapi bentuk tanggungjawab masyarakat dan juga pemerintah.
“Menjaga dan melestarikan mangrove untuk alam. Mangrove berpotensi sebagai sumber pendapatan, dan hak positif lainnya bagi masyarakat,” katanya.
Kegiatan penanaman mangrove di Desa Merak Belantung tidak hanya melibatkan TNI, Polri, dan Pemda saja. Tetapi juga dari kalangan pencinta ekowisata, aktivis lingkungan, pelajar, serta organisasi pemuda karang taruna.
Editor : Heri Fulistiawan
Artikel Terkait