LAMPUNG SELATAN, iNewsLamsel.id - Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Perindo dan Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Hanura Lampung Selatan menyatakan dukungannya kepada kandidat petahana Bupati Lampung Selatan, H. Nanang Ermanto, dalam Pilkada serentak 2024.
Dukungan dua parpol non parlemen tersebut tertuang dalam surat dukungan yang ditandatangani oleh masing-masing Ketua DPD. Mereka juga menyatakan siap memenangkan H. Nanang Ermanto sebagai Bupati Lampung Selatan untuk dua periode pada pemilihan kepala daerah serentak 27 November 2024 mendatang.
Ketua DPC Partai Hanura Kabupaten Lampung Selatan, Joko Purnomo, S.Pd., mengatakan bahwa dukungan untuk kandidat petahana tersebut merupakan sikap politik serta dorongan moril dari masyarakat Lampung Selatan kepada pemimpin yang telah teruji dan terbukti.
"Dukungan Partai Hanura ke Pak Nanang Ermanto untuk maju kembali sebagai calon bupati pada Pilkada 2024 ini dilatarbelakangi rekam jejak beliau selama menjabat sebagai kepala daerah. Selain prestasi yang dibuktikan dengan penghargaan dari pemerintah daerah provinsi Lampung dan pusat, Pak Nanang juga dikenal dekat dengan masyarakatnya," ungkap Joko, Rabu (7/8/2024).
Nanang Ermanto dinilai sebagai sosok pemimpin ideal dengan segudang prestasi dan budi pekerti yang sederhana serta rendah hati. "Memang benar Hanura tidak memiliki kewenangan untuk mengusung pasangan calon, namun raihan suara Partai Hanura yang mencapai sekian ribu suara merupakan bentuk dukungan nyata untuk memenangkan Nanang Ermanto sebagai Bupati Lampung Selatan periode 2025-2030," tegasnya.
Dukungan tersebut merupakan hasil konsolidasi dan koordinasi dengan seluruh jajaran partai, yang kemudian disepakati sebagai harga mati yang tidak bisa ditawar-tawar lagi. "Setiap kader, simpatisan Partai Hanura di seluruh wilayah Lampung Selatan diwajibkan untuk turut memenangkan Hi Nanang Ermanto sebagai Bupati Lampung Selatan. Lanjutkan!" tambahnya.
Ketua DPD Partai Perindo Kabupaten Lampung Selatan, Deden Alindo, juga menyampaikan hal yang sama. Dia menegaskan bahwa dukungan Partai Perindo ke kandidat petahana merupakan tindak lanjut dari aspirasi masyarakat yang dijaring oleh partai besutan Angela Tanoesoedibjo dari tingkat bawah.
Menurut Deden, keberhasilan Nanang Ermanto dalam pembangunan yang merata di segala bidang menjadi alasan utama masyarakat untuk kembali memilihnya. Program-program yang menyentuh langsung masyarakat bawah, seperti bantuan bedah rumah, program pendidikan, dan kesehatan menjadi alasan kuat masyarakat masih mempercayai Nanang Ermanto.
"Masyarakat menilai sejumlah program pembangunan bagi masyarakat kecil benar-benar bermanfaat dan menyentuh langsung. Pak Nanang juga dinilai rendah hati dan dekat dengan masyarakatnya. Gaya hidup beliau yang sederhana menjadikannya pemimpin yang sangat diidolakan. Partai Perindo tegaskan, lanjutkan Nanang Ermanto sebagai Bupati Lampung Selatan dua periode," tegasnya.
Liaison Officer (LO) Tim Nanang Ermanto, Pantra Agung Oki Riyanto, SH., MH., menyambut baik dukungan dari Partai Hanura dan Perindo. Menurut Oki, dukungan dua partai non parlemen tersebut merupakan dukungan murni masyarakat Lampung Selatan tanpa campur tangan elit partai politik.
"Saya mengapresiasi dukungan dan kesiapan memenangkan bapak kita semua, Nanang Ermanto, dalam pemilihan kepala daerah serentak 2024 ini. Saya yakin dukungan ini merupakan arus suara riil masyarakat yang menginginkan Pak Nanang Ermanto melanjutkan pembangunan di Lampung Selatan," ungkap Oki.
Oki juga optimis bahwa kandidat petahana Nanang Ermanto akan memperoleh dukungan koalisi parpol untuk maju sebagai peserta dalam pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Lampung Selatan 2024. "Insya Allah kami yakin akan berlayar sebagai peserta Pilkada 2024. Allah kuasa, makhluk tak kuasa. Kami yakin atas dukungan dan doa seluruh masyarakat Lampung Selatan, Pak Nanang Ermanto dapat mengikuti kontestasi dan kembali terpilih," kata Oki.
Terkait kemungkinan hanya ada satu pasangan calon yang melawan kotak kosong, Oki tidak berkomentar banyak. Namun, dia menilai fenomena ini kurang baik bagi pendidikan politik masyarakat karena keterbatasan varian pilihan paslon. "Kalau bicara aturan memang tidak ada yang dilanggar, tapi jika bicara demokrasi, terasa ada yang kurang. Masyarakat pemilih tidak diberi alternatif pilihan sebagai pembanding. Fenomena melawan kotak kosong ini kurang baik bagi pendidikan politik masyarakat kita," pungkas Oki.
Editor : Heri Fulistiawan
Artikel Terkait